June 04, 2010

Jalan Yang Salah

Berhubung ak suka sama skenario drama jadi sekarang ak mau nulis drama pertama yang aku buat waktu SMP dulu :)...

Matahari yang begitu menyengat tidak dapat menyurutkan kegembiraan Ariby untuk segera menemui Ayahnya. Bagaimana tidak, hari ini ia kembali memperoleh peringkat pertama di kelasnya. Ia tidak sabar lagi untuk berbagi cerita dengan Ayahnya.

  • Riby: Yah...Ayah...Lihat nich, ak dapat...(kalimatnya terpotong begitu mendengar percakapan Ayahnya dengan seseorang di telepon)
  • Ayah: Tenang saja kak. Aku akan lakukan apa saja asalkan Riby dapat membalaskan dendamku sama Herna.
  • Ayah: Sampe saat ini Riby belum tahu kaau dia hanyalah anak angkat yang aku ambil dari panti asuhan. Dan aku janji kalau Riby sudah berhasil membalas dendamku, aku akan pergi ke luar negeri dengan uang tabungan Riby.
Riby sangat terkejut mendengar perkataan yang dilontarkan Ayahnya barusan. Bagai disambar petir di siang bolong, Riby tidak pernah menyangka kalo dia hanyalah anak pungut yang hanya dimanfaatkan ayahnya untuk meneruskan ambisi ayahnya..
Tanpa sadar, piala dan penghargaan yang dipegangnya jatuh ke lantai.

(Malamnya, Riby memutuskan untuk menelepon Vina, sahabat yang udah paling dipercayainya dan menceritakan segala keluh kesahnya. Ia dan Vina sudah berteman sejak kecil. Vinalah yang selalu memberikan solusi yang tepat disaat dia lagi ada masalah)
  • Riby: Vi, aku harus gimana nich??
  • Vina: Sabar aja dan serahkan semuanya sama TYME. Percayalah Dia sanggup menolongmu.
  • Riby: Ok dech..Aku akan coba saranmu



(Esoknya di sekolah....Riby datang dengan marah-marah sambil membawa selembar kertas yang digenggamnya erat-erat)
  • Riby: (sambil memukul meja dan langsung melemparkan kertas itu pada Vina) Vin, apa maksud kamu nempel kertas beginian di mading??
  • Vina: Maksud kamu apa?? Aku gak ngerti..
  • Riby: Alach..berlagak bego' lagi(dengan nada meninggi). Kamu khan yang gembor-gemborin sama teman-teman kalo sebenarnya aku hanya anak pungut?!!
  • Vina: Aku makin gak ngerti maksud kamu. Ngapain juga coba, aku membeberkan masalah pribadi teman aku sendiri ama orang laen??
  • Riby: Banyak alesan kamu!!! Sebenarnya mau kamu apa sich?!!.....Oh aku tahu, kamu pasti iri khan karena selama ini aku selalu mendapat peringkat 1 dan kamu hanya peringkat ke-2. Iya khan??
  • Vina: Asal kamu tahu aja yach, By..Selama ini tidak pernah sedikitpun terlintas di benakku untuk iri sama kamu dan kamu tahu kenapa??...Karena kamu teman aku(berusaha meyakinkan Riby)
  • Riby: Kamu?!?(tersenyum sinis) Kalo kamu teman aku, kamu gak bakalan mungkin membeberkan rahasia pribadiku. Aku menyesal telah menceritakan ini sama kamu
  • Vina: Percayalah sama aku, By..please...
  • Riby: Mulai sekarang kamu...(menuding ke arah Vina) bukan lagi teman aku!!!
Saat itu, Tika yang mendengar perihal pertengkaran mereka segera bergegas menuju kelas dan berusaha melerai Riby dan Vina..
  • Tika: Ada apa ini??
  • Riby: Kamu gak usah nanya lagi. Lebih baik sekarang kamu pilih mau temenan sama aku ato ama Vina??
  • Tika: Tapi....
  • Riby: Udah. putusin aja.
  • Tika: Aku gak akan milih. Aku cuma ingin kalian berdua baikan. Itu aja...
  • Riby: Ya, udah kalo itu keputusannya..Tapi, satu hal yang pasti aku gak bakalan maafin Vina, titik!!!
Hari itu benar-benar hari yang kelabu buat Riby. Ia merasa putus asa. Tidak ada lagi yang mempercayainya..Ia berjalan dengan keadaan linglung tidak memperhatikan mobil di jalan hampir saja ia tertabrak tapi untung saja ada seorang cowok yang menolong nyawanya.
  • Riby: Makasi yach...eh, kenalin nama aku Riby dan kalo boleh tahu kamu siapa??
  • Billy: Aku Billy....ehm, kayaknya kamu ada masalah yach??tampang kamu kusut begitu.
  • Riby: oh, sebenarnya sich iya...Aku rasa hidup ini membosankan. Semuanya pembohong! Mereka sama saja. Pura-pura baik di depanku, tapi di belakangku ternyata pembohong.
  • Billy: Riby,,,Riby,,,,kasian banget sich hidup kamu itu..kamu mau tahu gak gimana caranya biar semua masalah kita bisa tuntas??
  • Riby: Emang gimana caranya??
  • Billy: Gampang..kamu cukup cibain permen ini dan semua masalah kamu bisa tuntas..tas..
  • Riby:(menghirup permen itu) Tunggu dulu, kamu gak akan bilang kalo ini narkoba khan?
  • Billy: Riby,,,riby,,,kamu lucu dech. Itu memang narkoba lagi.
  • Riby: (terkejut) Apa?!! nggak...nggak aku gak mau coba. Itu khan barang haram..
  • Billy: ya, kamu bisa bilang begitu karena kamu belum mencobanya..Coba dulu dech baru kamu protes.
  • Riby: Tapi..
  • Billy: Ayolah..1 aja, Aku khan udah nolongin kamu tadi...
  • Riby: Baiklah..(sambil menghisap permen yang disodorkan)
Saat itu Riby merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ia merasa tubuhnya seakan-akan terbang ke angkasa. Ia merasa seperti bayi yang tidak pernah punya beban..Sampai akhirnya ia ketagihan dan ketagihan lagi. Semenjak mencicip barang haram itu, Riby jadi berubah 100%. Nilai-nilainya menjadi turun. Ia sering bolos sekolah dan kalo ke sekolah kerjaannya cuma cari gara-gara ama orang lain. Vina yang melihat hal itu menjadi prihatin.
  • Vina: (mendekati Riby)By, kenapa sich akhir-akhir ini nilai kamu menjadi turun??
  • Riby: (menatap penih kebencian) memangnya kenapa??peduli apa kamu sama aku?!! Bukannya kamu malah senang, peluang untuk dapat rangking 1 sudah ada dalam genggamanmu
  • Vina: By, kenapa sich kamu ngomong begitu?? Aku...
  • Riby: (memotong pembicaraan Vina) Diam!!! Dan sekarang pergi kamu dari hadapanku atau...
  • Vina: by, aku ini teman kamu. Kalo kamu ada masalah ceritakan aja sama aku
  • Riby: (mengambil buku diary milik Vina dan langsung merobeknya)
  • Vina: by, apa yang kamu lakukan?? (berusaha mencegah Riby, tapi...terlambat)
  • Vina: By, tolong kasih penjelasan, kenapa kamu merobek diary-ku??
  • Riby: (tersenyum picik)
  • Vina: Sekali lagi aku tanya, kenapa kamu merobek diary-ku??
  • Riby: Ya, suka-suka aku donk! Kenapa??keberatan?!
  • Vina: Sebenarnya, aku bisa menerima kamu merobek diary-ku kalo saja tidak ada yang berharga tapi, kamu tuch udah benar-benar keterlaluan, By.
  • Riby: Memangnya sejak kapan kamu punya barang berharga??
  • Vina: (menampar Riby)(nada suaranya mulai meninggi) by, kalo aku boleh jujur aku kecewa banget sama kamu. Kamu udah bukan Riby yang aku kenal.
  • Vina: Dan mulai sekarang, aku anggap kamu udah gak ada lagi di dunia ini. Jangan pernah mencari aku lagi jika kamu ada masalah! Dengarkan dan camkan itu baik-baik!!
  • Riby: (Terdiam,,,Ia mengambil sobekan kertas diary itu dan menemukan selembar foto lalu menyimpannya)
Beberapa saat kemudian...
  • Tika: (masuk dan duduk membaca buku)
  • Riby: (mendekati Tika) Tik, kamu khan temen aku, mau gak nyobain permen ini??
  • Tika: Kenapa aku harus nyobain permen itu?
  • Riby: Coba aja dulu..Permen ini enak sekali loch dan mestinya kamu bersyukur pemberian orang
  • Tika: (masih tampak ragu namun akhirnya ia mencicip permen itu
Beberapa hari kemudian, saat Tika sedang mngerjakan PR di rumah Vina,,Tika mengambil permen yang sama dari kantungnya dan melahapnya..
  • Vina: Tik, itu apaan??
  • Tika: Permen..
  • Vina: Tapi kok aku gak pernah lihat bungkusan seperti it.
  • Tika: Ya, karena gak sembarangan orang punya permen beginian..permen ini beda loch. Kalo kamu udah memakannya, kamu bagaikan melayang di udara dan kamu mau lagi dan lagi
  • Vina: Stop..kok kayaknya ciri-ciri permen itu kayak...(tidak meneruskan perkataannya) boleh aku minta 1 permen kamu??
  • Tika: Boleh aja,,nich...
  • Vina: Ka, tahu gak aku punya firasat buruk dengan permen ini.
Keesokan harinya di sekolah...
  • Vina: Ka....gawat ka..
  • Tika: Gawat kenapa??
  • Vina: Aku punya teman yang ayahnya kerja di laboratorium gitu. Aku memberikan permen ini untuk diperiksa dan ternyata permen itu memang bukan permen biasa..
  • Tika: Apa aku bilang?? (merasa menang sesaat)
  • Vina: Permen itu narkoba
  • Tika: Hah??narkoba?!
  • Vina: Iya,,sekarang katakan sama aku siapa yang kasih permen itu sama kamu?
  • Tika: (dengan terbata-bata) Ri...by...
  • Vina: Riby??Ok..mana Riby??
  • Tika: Ia khan tidak sekolah
  • Vina: Oh, iya.. kalo begitu ayo ke rumahnya
Beberapa jam kemudian , Vina dan Tika sampai ke rumahnya Riby. Kebetulan saat itu tidak ada orang di rumahnya. Mereka berdua mendapati Riby yang tengah tersungkur lemas di lantai dengan berbagai suntikan di tangannya. Mereka segera melarikannya ke RS.
Sementara Riby di RS, Vina berusaha mencari dalang semua permasalahan. Ia menemukan diary Riby dan membacanya.
  • Vina: (membaca diary) Ini dia..Billy, tinggal di Black street No.32
Beberapa saat kemudian, polisi menggerebek Billy di rumahnya. Ternyata ia adalah bandar narkoba.
Sementara itu di RS, semua dokter dan suster kebingungan karena pasien mereka yang bernama Ariby Virginia lenyap dari tempat tidurnya.
Di tempat lain, seorang gadis berjalan tak tahu arah. Ia membeli koran dan membacanya. Disitu dijelaskan bahwa Billy telah ditangkap dan ayahnya dibawa ke RS Jiwa karena ternyata ayahnya sakit jiwa. Ia bingung harus bagaimana, lalu ia mendengar lonceng. ia baru sadar kalo ini Hari Minggu. Ia pun masuk ke tempat yang hampir tidak pernah dijamahnya.
  • Riby: (sambil merangkul salib Kristus, ia menangis tersedu-sedu)
  • Pendeta: Hai, anakku..kenapa engkau menangis? Jikalau ada beban di pundakmu, mari ceritakanlah padaku.
  • Riby: (sambil terus terisak, mulai menceritakan kisah hidupnya) Pek Pendeta, Kenapa Tuhan meninggalkan aku disaat aku lagi menhadapi masalah??
  • Pendeta: hai,anakku. Mengapa engkau berkata demikian?? Janganlah engkau menyalahkan Bapa-mu di Sorga karena Dia tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan manusia. Bertobatlah dan kembalilah ke jalan yang benar..


Sesaat kemudian..
Riby menemui Vina dan Tika lalu minta maaf
Riby: Vi, maafin aku yach... ini(sambil menyodorkan foto ibu Vina)
Vina: Ternyata ada sama kamu yach(tersenyum)


TAMAT

Akhirnye selesai jugaMohon maaf kalo ada kesamaan nama, tempat yang pasti itu tidak disengaja dan tidak bermaksud menyinggung unsur-unsur tertentu nnnnnn...... thank u....thank u beratus-ratus kali buat Sovi, Wanti, n buat teman-teman kelas 8.5 spensato..miz u all^^

0 comments:

Post a Comment

June 04, 2010

Jalan Yang Salah

Berhubung ak suka sama skenario drama jadi sekarang ak mau nulis drama pertama yang aku buat waktu SMP dulu :)...

Matahari yang begitu menyengat tidak dapat menyurutkan kegembiraan Ariby untuk segera menemui Ayahnya. Bagaimana tidak, hari ini ia kembali memperoleh peringkat pertama di kelasnya. Ia tidak sabar lagi untuk berbagi cerita dengan Ayahnya.

  • Riby: Yah...Ayah...Lihat nich, ak dapat...(kalimatnya terpotong begitu mendengar percakapan Ayahnya dengan seseorang di telepon)
  • Ayah: Tenang saja kak. Aku akan lakukan apa saja asalkan Riby dapat membalaskan dendamku sama Herna.
  • Ayah: Sampe saat ini Riby belum tahu kaau dia hanyalah anak angkat yang aku ambil dari panti asuhan. Dan aku janji kalau Riby sudah berhasil membalas dendamku, aku akan pergi ke luar negeri dengan uang tabungan Riby.
Riby sangat terkejut mendengar perkataan yang dilontarkan Ayahnya barusan. Bagai disambar petir di siang bolong, Riby tidak pernah menyangka kalo dia hanyalah anak pungut yang hanya dimanfaatkan ayahnya untuk meneruskan ambisi ayahnya..
Tanpa sadar, piala dan penghargaan yang dipegangnya jatuh ke lantai.

(Malamnya, Riby memutuskan untuk menelepon Vina, sahabat yang udah paling dipercayainya dan menceritakan segala keluh kesahnya. Ia dan Vina sudah berteman sejak kecil. Vinalah yang selalu memberikan solusi yang tepat disaat dia lagi ada masalah)
  • Riby: Vi, aku harus gimana nich??
  • Vina: Sabar aja dan serahkan semuanya sama TYME. Percayalah Dia sanggup menolongmu.
  • Riby: Ok dech..Aku akan coba saranmu



(Esoknya di sekolah....Riby datang dengan marah-marah sambil membawa selembar kertas yang digenggamnya erat-erat)
  • Riby: (sambil memukul meja dan langsung melemparkan kertas itu pada Vina) Vin, apa maksud kamu nempel kertas beginian di mading??
  • Vina: Maksud kamu apa?? Aku gak ngerti..
  • Riby: Alach..berlagak bego' lagi(dengan nada meninggi). Kamu khan yang gembor-gemborin sama teman-teman kalo sebenarnya aku hanya anak pungut?!!
  • Vina: Aku makin gak ngerti maksud kamu. Ngapain juga coba, aku membeberkan masalah pribadi teman aku sendiri ama orang laen??
  • Riby: Banyak alesan kamu!!! Sebenarnya mau kamu apa sich?!!.....Oh aku tahu, kamu pasti iri khan karena selama ini aku selalu mendapat peringkat 1 dan kamu hanya peringkat ke-2. Iya khan??
  • Vina: Asal kamu tahu aja yach, By..Selama ini tidak pernah sedikitpun terlintas di benakku untuk iri sama kamu dan kamu tahu kenapa??...Karena kamu teman aku(berusaha meyakinkan Riby)
  • Riby: Kamu?!?(tersenyum sinis) Kalo kamu teman aku, kamu gak bakalan mungkin membeberkan rahasia pribadiku. Aku menyesal telah menceritakan ini sama kamu
  • Vina: Percayalah sama aku, By..please...
  • Riby: Mulai sekarang kamu...(menuding ke arah Vina) bukan lagi teman aku!!!
Saat itu, Tika yang mendengar perihal pertengkaran mereka segera bergegas menuju kelas dan berusaha melerai Riby dan Vina..
  • Tika: Ada apa ini??
  • Riby: Kamu gak usah nanya lagi. Lebih baik sekarang kamu pilih mau temenan sama aku ato ama Vina??
  • Tika: Tapi....
  • Riby: Udah. putusin aja.
  • Tika: Aku gak akan milih. Aku cuma ingin kalian berdua baikan. Itu aja...
  • Riby: Ya, udah kalo itu keputusannya..Tapi, satu hal yang pasti aku gak bakalan maafin Vina, titik!!!
Hari itu benar-benar hari yang kelabu buat Riby. Ia merasa putus asa. Tidak ada lagi yang mempercayainya..Ia berjalan dengan keadaan linglung tidak memperhatikan mobil di jalan hampir saja ia tertabrak tapi untung saja ada seorang cowok yang menolong nyawanya.
  • Riby: Makasi yach...eh, kenalin nama aku Riby dan kalo boleh tahu kamu siapa??
  • Billy: Aku Billy....ehm, kayaknya kamu ada masalah yach??tampang kamu kusut begitu.
  • Riby: oh, sebenarnya sich iya...Aku rasa hidup ini membosankan. Semuanya pembohong! Mereka sama saja. Pura-pura baik di depanku, tapi di belakangku ternyata pembohong.
  • Billy: Riby,,,Riby,,,,kasian banget sich hidup kamu itu..kamu mau tahu gak gimana caranya biar semua masalah kita bisa tuntas??
  • Riby: Emang gimana caranya??
  • Billy: Gampang..kamu cukup cibain permen ini dan semua masalah kamu bisa tuntas..tas..
  • Riby:(menghirup permen itu) Tunggu dulu, kamu gak akan bilang kalo ini narkoba khan?
  • Billy: Riby,,,riby,,,kamu lucu dech. Itu memang narkoba lagi.
  • Riby: (terkejut) Apa?!! nggak...nggak aku gak mau coba. Itu khan barang haram..
  • Billy: ya, kamu bisa bilang begitu karena kamu belum mencobanya..Coba dulu dech baru kamu protes.
  • Riby: Tapi..
  • Billy: Ayolah..1 aja, Aku khan udah nolongin kamu tadi...
  • Riby: Baiklah..(sambil menghisap permen yang disodorkan)
Saat itu Riby merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ia merasa tubuhnya seakan-akan terbang ke angkasa. Ia merasa seperti bayi yang tidak pernah punya beban..Sampai akhirnya ia ketagihan dan ketagihan lagi. Semenjak mencicip barang haram itu, Riby jadi berubah 100%. Nilai-nilainya menjadi turun. Ia sering bolos sekolah dan kalo ke sekolah kerjaannya cuma cari gara-gara ama orang lain. Vina yang melihat hal itu menjadi prihatin.
  • Vina: (mendekati Riby)By, kenapa sich akhir-akhir ini nilai kamu menjadi turun??
  • Riby: (menatap penih kebencian) memangnya kenapa??peduli apa kamu sama aku?!! Bukannya kamu malah senang, peluang untuk dapat rangking 1 sudah ada dalam genggamanmu
  • Vina: By, kenapa sich kamu ngomong begitu?? Aku...
  • Riby: (memotong pembicaraan Vina) Diam!!! Dan sekarang pergi kamu dari hadapanku atau...
  • Vina: by, aku ini teman kamu. Kalo kamu ada masalah ceritakan aja sama aku
  • Riby: (mengambil buku diary milik Vina dan langsung merobeknya)
  • Vina: by, apa yang kamu lakukan?? (berusaha mencegah Riby, tapi...terlambat)
  • Vina: By, tolong kasih penjelasan, kenapa kamu merobek diary-ku??
  • Riby: (tersenyum picik)
  • Vina: Sekali lagi aku tanya, kenapa kamu merobek diary-ku??
  • Riby: Ya, suka-suka aku donk! Kenapa??keberatan?!
  • Vina: Sebenarnya, aku bisa menerima kamu merobek diary-ku kalo saja tidak ada yang berharga tapi, kamu tuch udah benar-benar keterlaluan, By.
  • Riby: Memangnya sejak kapan kamu punya barang berharga??
  • Vina: (menampar Riby)(nada suaranya mulai meninggi) by, kalo aku boleh jujur aku kecewa banget sama kamu. Kamu udah bukan Riby yang aku kenal.
  • Vina: Dan mulai sekarang, aku anggap kamu udah gak ada lagi di dunia ini. Jangan pernah mencari aku lagi jika kamu ada masalah! Dengarkan dan camkan itu baik-baik!!
  • Riby: (Terdiam,,,Ia mengambil sobekan kertas diary itu dan menemukan selembar foto lalu menyimpannya)
Beberapa saat kemudian...
  • Tika: (masuk dan duduk membaca buku)
  • Riby: (mendekati Tika) Tik, kamu khan temen aku, mau gak nyobain permen ini??
  • Tika: Kenapa aku harus nyobain permen itu?
  • Riby: Coba aja dulu..Permen ini enak sekali loch dan mestinya kamu bersyukur pemberian orang
  • Tika: (masih tampak ragu namun akhirnya ia mencicip permen itu
Beberapa hari kemudian, saat Tika sedang mngerjakan PR di rumah Vina,,Tika mengambil permen yang sama dari kantungnya dan melahapnya..
  • Vina: Tik, itu apaan??
  • Tika: Permen..
  • Vina: Tapi kok aku gak pernah lihat bungkusan seperti it.
  • Tika: Ya, karena gak sembarangan orang punya permen beginian..permen ini beda loch. Kalo kamu udah memakannya, kamu bagaikan melayang di udara dan kamu mau lagi dan lagi
  • Vina: Stop..kok kayaknya ciri-ciri permen itu kayak...(tidak meneruskan perkataannya) boleh aku minta 1 permen kamu??
  • Tika: Boleh aja,,nich...
  • Vina: Ka, tahu gak aku punya firasat buruk dengan permen ini.
Keesokan harinya di sekolah...
  • Vina: Ka....gawat ka..
  • Tika: Gawat kenapa??
  • Vina: Aku punya teman yang ayahnya kerja di laboratorium gitu. Aku memberikan permen ini untuk diperiksa dan ternyata permen itu memang bukan permen biasa..
  • Tika: Apa aku bilang?? (merasa menang sesaat)
  • Vina: Permen itu narkoba
  • Tika: Hah??narkoba?!
  • Vina: Iya,,sekarang katakan sama aku siapa yang kasih permen itu sama kamu?
  • Tika: (dengan terbata-bata) Ri...by...
  • Vina: Riby??Ok..mana Riby??
  • Tika: Ia khan tidak sekolah
  • Vina: Oh, iya.. kalo begitu ayo ke rumahnya
Beberapa jam kemudian , Vina dan Tika sampai ke rumahnya Riby. Kebetulan saat itu tidak ada orang di rumahnya. Mereka berdua mendapati Riby yang tengah tersungkur lemas di lantai dengan berbagai suntikan di tangannya. Mereka segera melarikannya ke RS.
Sementara Riby di RS, Vina berusaha mencari dalang semua permasalahan. Ia menemukan diary Riby dan membacanya.
  • Vina: (membaca diary) Ini dia..Billy, tinggal di Black street No.32
Beberapa saat kemudian, polisi menggerebek Billy di rumahnya. Ternyata ia adalah bandar narkoba.
Sementara itu di RS, semua dokter dan suster kebingungan karena pasien mereka yang bernama Ariby Virginia lenyap dari tempat tidurnya.
Di tempat lain, seorang gadis berjalan tak tahu arah. Ia membeli koran dan membacanya. Disitu dijelaskan bahwa Billy telah ditangkap dan ayahnya dibawa ke RS Jiwa karena ternyata ayahnya sakit jiwa. Ia bingung harus bagaimana, lalu ia mendengar lonceng. ia baru sadar kalo ini Hari Minggu. Ia pun masuk ke tempat yang hampir tidak pernah dijamahnya.
  • Riby: (sambil merangkul salib Kristus, ia menangis tersedu-sedu)
  • Pendeta: Hai, anakku..kenapa engkau menangis? Jikalau ada beban di pundakmu, mari ceritakanlah padaku.
  • Riby: (sambil terus terisak, mulai menceritakan kisah hidupnya) Pek Pendeta, Kenapa Tuhan meninggalkan aku disaat aku lagi menhadapi masalah??
  • Pendeta: hai,anakku. Mengapa engkau berkata demikian?? Janganlah engkau menyalahkan Bapa-mu di Sorga karena Dia tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan manusia. Bertobatlah dan kembalilah ke jalan yang benar..


Sesaat kemudian..
Riby menemui Vina dan Tika lalu minta maaf
Riby: Vi, maafin aku yach... ini(sambil menyodorkan foto ibu Vina)
Vina: Ternyata ada sama kamu yach(tersenyum)


TAMAT

Akhirnye selesai jugaMohon maaf kalo ada kesamaan nama, tempat yang pasti itu tidak disengaja dan tidak bermaksud menyinggung unsur-unsur tertentu nnnnnn...... thank u....thank u beratus-ratus kali buat Sovi, Wanti, n buat teman-teman kelas 8.5 spensato..miz u all^^

No comments:

Post a Comment